ads
Traveling Mampu Perlambat Proses Penuaan

Traveling Mampu Perlambat Proses Penuaan

Smallest Font
Largest Font

Beritadata - Ilmu pengetahuan telah menemukan banyak cara untuk memperlambat penuaan meskipun proses ini tidak dapat dihentikan. Sudah diketahui bahwa pola makan bergizi, aktivitas fisik, dan mindfulness dapat membuat Anda tampak lebih muda lebih lama. Sebuah studi pun menyoroti dampak positif dari kegiatan traveling terhadap kesehatan secara keseluruhan dan proses penuaan. 

Para peneliti dari Edith Cowan University (ECU), melansir dari The Focus mengklaim bahwa pergi traveling bukan hanya sekadar rekreasi, tetapi juga melawan penuaan. Telah terbukti bahwa pengalaman perjalanan yang positif meningkatkan kesehatan seseorang secara keseluruhan melalui aktivitas fisik dan interaksi sosial, sehingga menciptakan emosi positif.

Wisata kesehatan, termasuk yoga, sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan pikiran dan tubuh, yang secara langsung mempengaruhi proses penuaan. Aktivitas fisik yang biasanya dilakukan saat traveling, seperti mendaki, memanjat, berjalan, dan sebagainya, meningkatkan metabolisme, pengeluaran energi, dan lainnya, yang "membantu mengkoordinasikan sistem yang mengatur diri sendiri". Selain itu, melakukan aktivitas fisik di lingkungan yang berbeda memperbaiki fungsi kekebalan tubuh dan kemampuan pertahanan diri.

"Olahraga fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi darah, mempercepat pengangkutan nutrisi, dan membantu pembuangan limbah untuk secara kolektif mempertahankan sistem penyembuhan diri yang aktif. Olahraga ringan bermanfaat bagi tulang, otot, dan sendi selain mendukung sistem tubuh untuk mengatasi keausan," kata Fangli Hu, seorang kandidat PhD.

ScienceDaily mengutip penulis yang mengatakan, "Penuaan, sebagai proses, tidak dapat diubah. Meskipun tidak dapat dihentikan, hal itu dapat diperlambat." Kegiatan rekreasi juga melepaskan ketegangan dan kelelahan di otot dan sendi, sehingga meningkatkan efektivitas "sistem anti-keausan tubuh".

Ada Beberapa Kelemahan

Meskipun bepergian terbukti memperlambat penuaan, hal ini juga memiliki kelemahan. Wisatawan lebih rentan terhadap tantangan kesehatan seperti penyakit menular, kecelakaan, serta masalah lain seperti kejahatan dan kekerasan.

"Sebaliknya, pariwisata juga dapat melibatkan pengalaman negatif yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, sejajar dengan proses peningkatan entropi. Contoh yang menonjol adalah krisis kesehatan masyarakat akibat COVID-19," kata peneliti tersebut.

Oleh karena itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mendorong orang untuk menyadari adat istiadat dan norma lokal saat bepergian ke destinasi baru, memastikan tidak membawa barang-barang yang dilarang, mempelajari keamanan transportasi umum, serta menjaga asupan makanan dan minuman selama liburan. Disarankan juga untuk mendapatkan vaksinasi tertentu sebelum bepergian jika destinasi yang dituju memiliki kasus infeksi atau penyakit menular.

Penelitian Yang Sama

Sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Sustrans dan CFE Research memberikan wawasan yang kaya dan beragam tentang pandangan peserta berusia 50–70 tahun di Inggris mengenai perjalanan aktif. Ini adalah studi pertama dari jenisnya, dan eksplorasi terbesar hingga saat ini tentang sikap terhadap perjalanan aktif yang berfokus pada orang-orang paruh baya. Sebanyak lima puluh orang dalam kelompok usia 50–70 tahun diwawancarai.

Hasil dari penelitian ini pun menunjukkan bahwa orang berusia 50–70 tahun tidak semuanya memiliki kemampuan, peluang, dan motivasi yang sama. Oleh karena itu, intervensi untuk perubahan perilaku yang ditujukan pada kelompok ini perlu ditargetkan dan bersifat mendetail.

Meskipun ada berbagai kondisi kesehatan yang membatasi mobilitas, tidak semuanya menghalangi kegiatan traveling. Maka, pesan tentang perjalanan aktif bagi orang berusia 50–70 tahun seharusnya tidak mengecualikan mereka yang memiliki mobilitas terbatas.

Karakteristik utama yang membedakan dalam kelompok usia 50–70 tahun adalah antara mereka yang masih bekerja dan yang sudah pensiun Dengan demikian, kebijakan untuk mendorong perjalanan aktif dalam kelompok usia ini harus mengakui adanya transisi dan dapat memenuhi kebutuhan untuk mempersiapkan orang yang masih bekerja dalam perubahan perilaku yang ingin mereka lakukan.

Ras, usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi saling berhubungan dalam mempengaruhi cara pandang orang dalam kelompok usia ini terhadap perjalanan aktif. Hal ini menekankan pentingnya intervensi yang ditargetkan dan mendetail. Pembuat kebijakan perlu memanfaatkan minat berjalan kaki untuk rekreasi di kelompok usia ini untuk mendorong peralihan ke berjalan kaki untuk tujuan yang lebih fungsional. Ini mungkin memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika antara berjalan untuk rekreasi dan perjalanan yang lebih bermakna.

Tim Editor
Daisy Floren

Apa Reaksi Kamu?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow
ads

Paling Banyak Dilihat

ads
ads