Travel Influencer: Dari Lapangan ke Media Sosial
Beritadata - Menurut David Dwi Praharsa, yang dikenal sebagai David Depe, seorang travel consultant dan travel planner, kunci utama untuk menjadi travel influencer yang berpengaruh adalah dengan mengunjungi langsung destinasi wisata yang akan dibahas.
Hal ini bertujuan agar konten yang dibuat benar-benar original dan berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman unik yang dialami selama perjalanan juga menjadi nilai tambah yang menarik.
"Misalnya, saya ingin membuat itinerary perjalanan ke Belitung, tetapi hanya mengandalkan informasi dari Google. Menurut saya, itu kurang tepat karena kita tidak benar-benar memahami kondisi di lapangan," ujar David Depe dalam wawancaranya dengan Cantika.
"Kalau semua orang hanya menggunakan cara seperti itu, apa yang membedakan? Namun, jika kita mengunjungi langsung, kita bisa menyesuaikan itinerary dengan gaya perjalanan kita sendiri. Inilah yang membuat kita berbeda dari travel influencer lainnya," tambahnya.
David memberikan contoh ketika mengunjungi Yogyakarta atau Bali, ia mencari tempat-tempat baru yang sesuai dengan preferensinya. Dari pengalaman tersebut, ia dapat menawarkan open trip dengan konsep yang lebih unik. "Yang sebenarnya dicari orang adalah keunikan dari perjalanan itu," jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran media sosial dalam membangun profesi sebagai travel influencer. Salah satu strategi yang ia rekomendasikan adalah membuat video pendek tentang perjalanan.
"Video, terutama video pendek, sangat efektif karena lebih menarik perhatian. Orang cenderung lebih suka melihat konten bergerak daripada sekadar foto. Saya pribadi sangat suka menonton reels berdurasi 30 detik karena isinya ringkas dan padat," katanya.
Menurutnya, video dengan durasi lebih dari satu menit cenderung kurang efektif, sehingga ia menyarankan untuk membagi konten menjadi beberapa video pendek, masing-masing berdurasi tidak lebih dari 30 detik.
"Setelah perjalanan selesai, saya biasanya membuat video ringkasan. Contohnya, kalau saya pergi ke Yogyakarta selama lima hari, saya akan membuat video recap tentang apa saja yang saya lakukan atau tempat yang saya kunjungi. Jika ada yang memberi komentar seperti 'kak, bahas ini lebih detail dong', barulah saya membuat video terpisah untuk membahas satu lokasi tersebut," jelas David, yang telah berkecimpung di bidang ini selama hampir tujuh tahun.
Untuk pengambilan gambar, khususnya terkait makanan, ia juga menyarankan agar mengambil footage dari berbagai sudut untuk menciptakan visual yang lebih menarik.
"Ambil gambar dari berbagai sudut, mulai dari atas, detail makanan, lalu tambahkan pergerakan seperti mengangkat piring atau sendok agar terlihat lebih menggugah selera," tutupnya.
Travel Influencer Makin Diminati
Berbicara mengenai travel influencer, popularitas profesi ini semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan platform digital, khususnya media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Menurut laporan dari Statista pada tahun 2024, konten perjalanan menjadi salah satu kategori paling banyak diminati di media sosial, dengan jutaan penonton setiap harinya.
Tren ini menunjukkan bahwa orang-orang mencari inspirasi perjalanan yang autentik dan relevan dari para travel influencer yang mereka ikuti. Hal ini membuat profesi ini tidak hanya diminati, tetapi juga menjadi salah satu sumber penghasilan utama bagi mereka yang berhasil menonjol di bidang ini.
Selain itu, sebuah studi dari Hootsuite mengungkapkan bahwa video pendek berdurasi kurang dari satu menit memiliki tingkat engagement 70% lebih tinggi dibandingkan dengan konten lainnya. Hal ini selaras dengan saran David Depe yang menekankan pentingnya memanfaatkan video pendek untuk menarik perhatian audiens.
Platform seperti TikTok dan Instagram Reels kini mendominasi tren konten digital, memungkinkan para travel influencer untuk menjangkau lebih banyak orang dengan format yang sederhana namun menarik.
Peran travel influencer juga semakin penting dalam industri pariwisata global. Menurut World Tourism Organization (UNWTO), promosi destinasi wisata melalui konten digital influencer terbukti meningkatkan kunjungan wisata hingga 30% di beberapa daerah. Sebagai contoh, kampanye yang melibatkan travel influencer untuk mempromosikan pariwisata Labuan Bajo, Indonesia, berhasil meningkatkan popularitas destinasi tersebut di kalangan wisatawan domestik maupun internasional.
Keaslian dan gaya penyampaian unik influencer menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon wisatawan.
Namun, tantangan bagi seorang travel influencer bukan hanya sekadar membuat konten menarik, tetapi juga memastikan konten tersebut relevan dan terpercaya. Sebagaimana disampaikan oleh David, keaslian konten hanya bisa dicapai dengan pengalaman langsung di lokasi. Hal ini membantu membangun kredibilitas di mata audiens, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan terhadap rekomendasi mereka.
Banyak influencer juga mulai mengintegrasikan gaya hidup berkelanjutan dalam konten mereka, seperti mempromosikan destinasi ramah lingkungan dan mendukung komunitas lokal, yang semakin diminati oleh audiens modern.
Selain membuat konten video pendek, para travel influencer juga memanfaatkan teknologi terbaru untuk meningkatkan kualitas konten mereka. Drone, kamera 360 derajat, dan aplikasi editing canggih kini menjadi alat utama yang mendukung visual konten mereka. Kombinasi teknologi ini memungkinkan influencer untuk memberikan pengalaman imersif kepada audiens, membuat mereka merasa seolah-olah ikut menjelajahi destinasi tersebut. Strategi ini tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga membantu menciptakan brand personal yang kuat.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow